Yogyakarta, atau yang akrab disebut Jogja Istimewa, bukan hanya dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, tetapi juga sebagai salah satu destinasi wisata paling diminati di Indonesia. Dari wisata alam, sejarah, hingga kuliner, semuanya menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan industri pariwisata, muncul satu tantangan besar yang harus dihadapi bersama: bagaimana menjaga agar pariwisata Jogja tetap berkelanjutan.
Wisata berkelanjutan adalah konsep pengelolaan pariwisata yang memperhatikan tiga aspek utama — lingkungan, sosial, dan ekonomi. Artinya, pariwisata tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan wisata tidak merusak alam, menghormati budaya lokal, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Di Jogja, konsep ini mulai diterapkan di berbagai tempat, seperti pengelolaan Desa Wisata Pulesari, Pentingsari, dan Nglanggeran, yang mengedepankan pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, serta konservasi lingkungan.
Mahasiswa pariwisata memiliki peran penting dalam mewujudkan masa depan wisata Jogja yang berkelanjutan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
Edukasi dan Literasi Wisata
Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan mengedukasi wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan budaya lokal. Melalui kegiatan seperti tour guide edukatif, content creation, atau program kampus mengajar di desa wisata, mereka bisa menularkan nilai-nilai pariwisata berkelanjutan secara langsung.
Riset dan Inovasi
Dunia akademik menjadi wadah strategis untuk melakukan penelitian tentang tren wisata berkelanjutan, analisis dampak lingkungan, hingga strategi pemasaran ramah lingkungan. Hasil riset mahasiswa dapat membantu pemerintah dan pelaku industri pariwisata membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Kolaborasi dengan Komunitas dan UMKM Lokal
Mahasiswa dapat membantu UMKM di sektor wisata untuk mengembangkan produk yang ramah lingkungan, seperti eco-souvenir, makanan lokal dengan kemasan daur ulang, atau promosi digital yang beretika.
Menghidupkan Pariwisata Hijau di Era Digital
Dengan kemampuan digital yang dimiliki generasi muda, mahasiswa bisa mengampanyekan wisata berkelanjutan melalui media sosial, vlog, atau kampanye kreatif yang menyasar wisatawan milenial. Konten yang inspiratif dan edukatif bisa menjadi gerakan nyata menjaga Jogja tetap lestari.
Pemerintah DIY kini juga mulai fokus pada pengembangan pariwisata hijau (green tourism) dan desa wisata mandiri. Artinya, semakin banyak ruang bagi mahasiswa pariwisata untuk berkontribusi langsung — baik sebagai peneliti, pendamping masyarakat, maupun praktisi muda di bidang industri kreatif pariwisata.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, mahasiswa pariwisata bukan hanya calon pekerja industri — tetapi juga calon pemimpin perubahan bagi masa depan Jogja yang lebih hijau, inklusif, dan berbudaya.

mahasiswa pariwisata harus tahu! ini alasan table manner jadi bagian penting pembelajaran
Read Moremengapa industri perhotelan percaya pada lulusan ampta?
Read Morelulusan pariwisata bisa jadi apa? ini prospek karier yang menjanjikan!
Read More‎dua mahasiswa d3 perhotelan sabet penghargaan bergengsi di la cuisine competition 2025 jakarta
Read Moremenjadi siswa pariwisata yang dicari industri: karakter apa yang harus kamu miliki?
Read Moregemilang! program studi d3 perhotelan stp ampta yogyakarta raih akreditasi unggul dari ban-pt
Read Moremengenal dunia tour and guide: profesi yang menghubungkan wisata dan cerita
Read Moreapa saja yang dipelajari di jurusan pariwisata? ini daftar mata kuliah dan keterampilannya
Read Morerahasia di balik layanan prima: 10 do & don’t’s di industri perhotelan
Read Moreuph & stp ampta dorong inovasi loyalitas wisata lewat kolaborasi dan gamifikasi
Read More